Jumat, 11 Desember 2009

Kisah Pengendara Onta ( bagian 2)



Alkisah pada jaman dahulu di tepi sungai Eufrat hidup seorang pedagang kecil, kelasnya belum konglomerat. Masih proses menuju kesuksesan. Namanya Amir, orangnya tidak terlalu besar, sedang-sedang saja. Hidung mancung, jelas karena Amir orang Arab. Pesek berarti TKI.

Amir punya seekor Onta namanya Wahid, karena dulunya ni onta sering juara setiap tujuh belasan di Sahara sana. Kalau Mobil BMW-lah. Mereka saling mengangkat diri menjadi saudara karena mereka selalu bersama mengarungi gurun yang luas, panas dingin, haus lapar mereka selalu bersama. Entah siapa yang menjadi kakak siapa yang menjadi adik. Hoby mereka sama selalu tertegun melihat wanita cantik!.

Suatu hari Amir lagi tidak enak badan, jadi tidak bisa membawa daganganya ke negeri Yaman. Si Onta Wahid ditipkannya pada pedagang lainnya mengantar sesuatu ke salah seorang langganan di Yaman.

Wahid dan rombongan telah berjalan ber mil-mil akhirnya tibalah mereka di suatu Oase.
"Wah panas-panas begini ketemu air, asyik bisa berendam. Lumayan isi air dulu ah. Sepertinya persediaan airku habis" benak Wahid. " Gua panas-panas begini disuruh ekspor barang, Amir enak-enakan tidur di rumah" gerutu Wahid pada saudaranya " Gua balas nantinya" Setelah sekian lama berendam rombongan akhirnya berangkat lagi. Wahid merasa heran "Lho bebanku kok ringan yaa. Kayaknya lebih berat tadi, Oh yaa mungkin tadi gua bawa Garam, jadi larut di air. Emang gua pikirin." Demikian yang dilakukan wahid setiap disuruh mengangkut garam.

Pada suatu hari Amir membawa Wahid pergi ke Jordania. Amir tidak naik di punggung Wahid karena ada dia membawa barang.Tibalah mereka di suatu oase.
" Wah barangnya kok ringan sekali, biar tambah ringan, rendam ahhhh..." Wahid langsung masuk kedalam air.
" Ayo, kita berangkat..." Amir memberi komando pada wahid.Dia langsung bergegas naik. Dia merasa aneh barngnya tambah berat.Jalanya terseok-seok.
" Kenapa luu hidd.. berat? ya.. syukurin yang lu bawa itu kapas, bukan garammm...!"
" lu tega sama saudara Mir..capek deehh. " wahid berjalan sambil bersungut-sungut.
" Gua rugi waktu lu bawa garam 6 dirham" Sekarang gua rugi ta apalahh, kasihan deh luu"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar